Tari Golek. Sumber gambar: myimages.id
Tari yang saya pelajari saat itu adalah tari gaya
Surakarta/Sala. Bukannya tari Jawa itu
susah ya dipelajari? Bener. Memang pertama-tama saya sulit untuk mengikutinya.
Tangan saya sampai kaku semua hehe. Tapi semua itu kan ada tahapannya, Moms.
Pertama,
kami belajar satu gerakan sederhana. Gerakan itu diulang berkali-kali. Setelah
mahir gerakan pertama, kami mempelajari gerakan ke-2. Ini juga diulang-ulang sampai bisa. Setelah
semua gerakan bisa, maka dirangkai dalam satu gerakan tari. Tanpa musik. Guru
menghitung sampai hitungan ke-8 lalu berganti gerakan lainnya. Ada gerakan ulap-ulap, mendek, kenser,
trisik, dan lain-lain. Pokoknya banyak deh, saya sendiri sampai lupa hehe.
Setelah
cukup mahir menari tanpa musik,
selanjutnya kami menari dengan diiringi musik yang mengalun dari kaset. Di sini saya belajar bagaimana
menyesuaikan gerak tari dengan musik gamelan.
Setelah latihan yang berulang-ulang, akhirnya saya bisa juga menarikan
satu tarian. Tari pertama yang saya kuasai adalah tari Golek. Selanjutnya saya belajar tari Bondan, Gambyong, dan
lain-lain. Berlanjut ke level tarian pria seperti Gambiranom, Minakjinggo, dan
Kelana Topeng. Lanjut lagi ke drama tarian seperti Jaka Tarub, Bambangan Cakil,
dan Srikandi Mustakaweni.
Tidak
semua tarian sempat dipentaskan. Yang jelas, dari tarian saya berkesempatan
tampil di beberapa acara, seperti di sekolah, acara nikahan, Taman Mini, dan
yang tidak akan terlupakan yaitu tampil dalam salah satu acara di TV! Setiap
orang bisa belajar menari, dan bisa
menguasai berbagai tarian. Namun menurut
guru saya, hanya penari yang baik yang menguasai
tiga hal ini: wiraga (gerakan
tarian), wirama (gerak tari selaras
dengan irama), dan wirasa (rasa/feel).
Tahun-tahun
berlalu. Pentas tari kini tinggal kenangan manis masa kecil. Ngomong-ngomong,
pernah belajar menari juga Moms?
4 komentar
Wah sudah lama banget gak nari, dulu waktu TK dan SD sering pentas. Jadi inget lagi.
BalasHapusDulu pernah pas SD hehe, makasih ya mba infonya..
BalasHapusMenari juga kenangan masa kecilku. Sd-sma aku penari, ambil modern dance, dari panggung 17-an sampai kompetisi cheerleader.. duh jadi inget make up menor jaman baheula 🤣
BalasHapusSama mba dengan saya.. menari pun jadi kenangan manis saya. dari SD hingga kuliah, saya masih pentas tari tradisional, terakhir menari yapong.
BalasHapus